Selasa, 18 Desember 2012

RADIT JANI


R adit dan Jani adalah film terbaru Upi. Sebenernya dapet tiket nonton barengnya sih dari MAXIM magazine,tapi buat tanggal 30 Januari, padahal pas tanggal itu gue masuk kerja. Alhasil gue pun menonton film ini lebih awal.

Radit dan Jani mungkin adalah versi lain dari kisah cinita Romeo and Juliet. Berbeda dengan kisah cinta Romeo and Juliet yang berbalutkan kata-kata romantis, disini malah yang keluar berbagai kata-kata makian seperti anji**, bangs**, ta*, dsb. Radit adalah seorang junkies yang kawin dengan Jani atau Anjani, cewek yang memiliki keluarga kaya. Namun, karena cintanya kepada Radit Ia pun rela hidup susah dalam sebuah kontrakan, makan seadanya, bahkan sesekali mereka bekerja sama mengutil di mini market dengan modus Jani mengggoda pelayan dan kasir (pria) untuk mengalihkan perhatian dan Radit bergerak memasukkan segala macam makanan maupun minuman kedalam jaket kulit hitamnya.



Diawal cerita Upi menggambarkan cerita cinta mereka yang unik tapi asyik, mereka bersikap seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua. Jani memiliki panggilan sayang untuk radit, yaitu 'bodoh'. Fluktuasi cinta mereka pun naik turun ibarat anak remaja, marahan-baikan-marahan-baikan lagi. Masalah utama di film ini adalah uang, Radit yang join dalam sebuah band namun sok idealis membuatnya tidak disukai teman-temannya. Ia pun berusaha mencari pekerjaan lainnya, tapi semuanya tidak pernah bertahan lama, karena Ia punya kebiasaan mengutil.

Jani yang biasa hidup serba berkecukupan, lama-kelamaan tidak tahan dengan segala penderitaan yang mesti Ia hadapi bersama Radit. Kontrakan belum dibayar, listrik diputus, air dimatikan sampai Ia pun harus rela bekerja sebagai sebuah buruh cuci piring disebuah restoran. Namun ,tidak bertahan lama 'juga', karena Ia bermasalah dengan salah seorang 'senior' di restoran itu dan difitnah. Untuk mencukupi hidupnya bersama Radit, sesekali Ia meminta bantuan adik lelaki satu-satunya.

Radit sendiri saking cintanya kepada Jani terkadang selalu dibakar rasa cemburu yang berlebihan. Berkali-kali mereka bertengkar hanya karena Radit tidak suka ia dekat dengan pria lain, karena Ia hanya ingin Jani bahagia hanya dengannya. Dan, hanya Radit yang boleh membuat Jani bahagia, bukan orang lain. Tak lama berselang Jani pun mengandung, dan Radit pun seperti mengalami dilema terbesar dalam hidupnya. Disatu sisi Ia begitu mencintai Jani, namun Ia sendiri sadar untuk hidup mereka berdua saja sudah susah. Disisi lain Ia masih belum bisa melepaskan ketergantungan drugsnya. Berkali-kali uang yang Ia hasilkan dari jerih payahnya ludes hanya untuk membeli barang haram tersebut.



Film ini banyak menampilkan kata-kata kasar dalam dialognya, dan diawal-awal film pun tergambarkan dengan jelas kisah cinta yang liar antara Radit dan Jani. Namun, semakin kebelakang film ini berhasil menyuguhkan realita dan kisah-kisah yang menyayat melihat mereka dalam perjuangan mereka menyambung hidup. Gengsi tinggi membuat Radit dan Jani seperti tidak bisa bercampur dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar mereka. Gaya berpakaian Jani yang terkadang menimbulkan persepsi miring dari tempat Ia bekerja. *ya iyalah jadi tukang cuci piring pake baju seksi, rok mini dan sepatu boot*. Tapi, film ini memberikan tema yang menarik dan ending yang keren. Sedikit noda dalam film ini yaitu filmnya agak-agak goyang gambarnya. 

"Bahagia itu kita yang ciptain, bukan mereka"

 "mereka pikir kalau gue ga bisa bagi kamu rumah,mobil,baju bagus itu artinya aku ga bisa bahagiaan loh,tahi!"

"mereka pikir kita ga bakal bisa hidup bahagia,tapi aku bahagia hidup bersama si bodohku ini!" 

"Bahagia itu kita yg ciptain bukan mereka, Mereka gak tau kita gimana, Kita punya cara kita sendiri Kita punya jalan kita sendiri. Aku Sayang Kamu" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar