Selasa, 25 Juni 2013

Waiting.. Hoping.. Wishing..

     Ketika berkenalan denganmu, aku tak minta banyak hal selain pertemanan. Tapi, kaumembuka mataku dan mengecup manis anganku, hingga aku merasa nyaman jika berada di dekatmu. Bukankah ketika jatuh cinta, setiap orang selalu menganggap segala hal yang biasa terasa begitu spesial dan manis? Aku pernah merasakan fase itu bahkan itulah yg aku rasakan saat ini. Aku juga manusia biasa. Kuharap kamu memahami dan menyadari. Aku berhak merasa bahagia karena mendengar suaramu disela-sela dingin malamku. Aku boleh tersenyum karena detak jantungku tak beraturan ketika suara mu mulai menghanyut jauh dalam pikiranku dan menciptakan ketenangan untukku. Jika perasaan itu makin tumbuh, salahkah aku? Maaf, jika aku terlalu berharap banyak. Maaf, jika aku tak bersikap sadar diri ataupun memilih pergi.
     Secara terang-terangan, aku tak pernah bilang cinta, namun selalu kutunjukkan rasa. Entah lewat sentuhan, perhatian, tulisan dan caraku membangun percakapan. Aku mencintaimu. Terlalu mencintaimu. Sampai-sampai aku tak sadar bahwa kedekatan kita semakin tak terkendalikan, meskipun semua singkat, tapi rasanya cinta begitu terburu-buru mengetuk pintu hatiku, sehingga akupun tak peduli kalau dimana ada rasa cinta pasti ada rasa sakit yg menanti. Aku menemukan sosok pria idaman dalam dirimu, tapi sepertinya aku bukanlah sosok yang kauinginkan. Apakah aku terlalu buruk untukmu? Aku tak ingin wajah tampanmu bersanding dengan wanita seperti aku. Kamu terlalu sempurna untuk kugapai dan aku hanyalah si buruk rupa yang merindukan takdir indah. Entah mengapa meskipun aku belum benar-benar mengenalmu, sudah lahir saja rindu yang sulit kuatasi. Aku mencari-cari mu dengan menggunakan apapun. Aku mengharapkan beritamu mampir walaupun sekadar cerita atau mitos semata. Satu helaan napasku memburu, kucuri kamu dalam otakku. Kamu tetaplah bayang-bayang, menghamburkan harapan, kemudian menghempaskan.
      Pada saat itu, disuatu waktu saat kau tuliskan kalimat itu, ada sesuatu yang bergerak dalam dadaku ketika aku melihat kalimat singkat itu. Terdengar singkat memang, tapi entah mengapa rasanya aku harus butuh waktu lama agar tak merasa sakit dengan pernyataan yang seperti itu. Kali ini, aku merasa dianggap tak ada.
Semua berlalu dan semua cerita harus punya akhir. Ini bukan akhir yang kupilih. Seandainya aku bisa memilih cerita akhir, aku hanya ingin mendekapmu, sehingga kautahu; di sini aku selalu bergetar ketika mendoakanmu.
Dalam kebisuanku ada kamu, dalam mimpi panjangku ada kita, dan didalam hatimu ada dia?. Kamu tau bagaimana aku, ya! Terluka :')
     Harusnya aku sadar, wajar dan manusiawi jika kau merasakan hal itu, sangatlah manusiawi. Mungkin inilah rasa cemburuku, rasa takutku dan juga bukti sayangku kepadamu. Dan aku harap kamu bisa mengerti itu, aku tidak melarangmu karena aku bukanlah siapa-siapa bagimu. Berharap? Ya! Tentu aku berharap menjadi sesuatu yg special dihatimu :')
     "Aku hanyalah seseorang yg sedang jatuh cinta dan mengira orang yg aku cintai memiliki perasaan yg sama."
     Kali ini, aku tak merasakan kantuk sama sekali, rasa kantuk itu tak benar-benar berarti sampai aku bisa menuliskan ini, sampai aku bisa menikmati hadirmu lewat tulisanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar