Selasa, 30 Juli 2013

Apa Aku Tak Terlihat Olehmu?

       Aku sengaja menulis ini, meluapkan apa yg sedang aku rasakan. Dalam hal ini aku cukup egois, aku tidak akan keluar kamar sampai tulisan ini selesai, sesekali aku keluar hanya untuk mengisi kembali air putih yang habis di gelasku, aku juga tak peduli betapa berantakannya kamarku, buku-buku berserakan di sana sini, boneka-boneka yang terbaring tidak pada tempatnya, alat-alat tulis yang tergeletak tak berdaya, tas serta pakaian yang diletakan tidak pada tempatnya, dan rambut-rambutku yang rontok di lantai. Mungkin saat kamu membaca ini kamu akan sedikit heran dengan apa yg terjadi. Apapun yg aku katakan itulah yg sedang terjadi, ku harap kamu bisa memahaminya.
       Sebagai manusia normal pada umumnya, kita tentu memiliki keinginan yang selalu dijadikan sebagai tujuan, aku terjebak dalam bayang-bayangmu dan aku tak mampu lagi menghindar pergi, aku berhenti pada sosokmu.
       Air mata tulus mengalir perlahan, menggenang di pelupuk mata, terjun bebas menuju pipi. Aku benci kondisi seperti ini, aku benci ketika aku tiba-tiba saja menangis meskipun aku telah berusaha untuk tetap terlihat kuat.
       Diam-diam aku merindukanmu, kucuri waktu untuk mencari kabarmu, kusempatkan diri untuk merindukanmu, kusebutkan namamu dalam setiap perbincanganku bersama Tuhan. Seandainya kamu paham seberapa besar rinduku, dan seandainya kamu mencintaiku sedalam aku mencintaimu.
       Entah sejak kapan, kamu sudah memenuhi ruang-ruang sepi di hati dan otakku. Seringkali kau hadir dengan membawa banyak cerita, cerita-cerita manis yang kuharapkan juga ada aku sebagai tokohnya, walaupun tak jadi tokoh utama. Kuharapkan kata rindu terucap di bibirmu, tapi kata itu tak pernah kudengar. Tak mungkin kauterlalu buta untuk memahami semua, tak mungkin kauterlalu tuli untuk mendengar perhatianku, bisikan hatiku yang membutuhkanmu, tak mungkin kauterlalu bodoh untuk menebak yang ada dalam hatiku, yang tersirat dalam mataku. Sayang! ini cinta! dengan cara apalagi bisa kubilang padamu bahwa aku mencintaimu?
      Kita belum saling memperjuangkan juga saling membahagiakan, namun mengapa kamu sudah memilih pergi dan berhenti? Sudahkah kau melihat perjuanganku? Apa aku tak terlihat olehmu? Sehingga hatimu masih membeku dan tak kunjung mencair?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar